inimadrasah.com – Manfaat Kesehatan Mental dari Praktik Islam oleh situs Berita Madrasah dan Kementerian Agama, INI BERITA MADRASAH melalui kanal Opini.
Islam dan Kesehatan Mental
Islam memberikan kerangka umum tentang kehidupan, dan dalam ajarannya, kita dapat menemukan banyak rekomendasi yang mempromosikan kesehatan mental. Meskipun tindakan-tindakan ini pada dasarnya adalah bentuk ibadah, manfaat-manfaat sekunder dari menjaga kesejahteraan seseorang melalui tindakan-tindakan ini didukung oleh penelitian masa kini. Sebagai seorang psikoterapis, saya dapat menegaskan pentingnya spiritualitas dalam kesehatan mental, dan dalam artikel ini, saya akan membahas tiga hubungan penting antara praktik-praktik Islam dan kesejahteraan mental.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
- Koneksi & Cinta kepada Sang Pemberi Utama
Kebutuhan terbesar manusia setelah kebutuhan dasarnya terpenuhi adalah cinta dan koneksi. Lampiran yang sehat penting untuk pertumbuhan, mencapai potensi penuh, dan membangun hubungan yang bermakna dengan orang lain. Beberapa orang diberkati dengan pemahaman tentang lampiran yang sehat dengan orang-orang yang mereka cintai; namun banyak individu menjalani hidup dengan perasaan terputus dari orang lain. Dalam ketiadaan lampiran yang sehat, manusia cenderung memiliki risiko yang lebih besar untuk isolasi, rendahnya harga diri, dan suasana hati yang tidak stabil. Dalam praktik klinis saya, saya telah menemukan bahwa mereka yang memiliki lampiran yang sehat dan penuh kasih kepada Allah bisa sangat tangguh selama masa-masa sulit. Ketika orang lain mengecewakan mereka atau stres menjadi terlalu berat, mereka memiliki keyakinan yang kuat bahwa Allah memiliki kepentingan terbaik bagi mereka dan akan membawa mereka melewati semua itu. Mari kita perhatikan beberapa aspek tentang bagaimana hubungan dengan Allah berbeda dengan jenis hubungan lain yang bisa dimiliki seseorang:
Koneksi yang Selalu Hadir
Manusia dalam hubungan paling dicintai mereka dapat mengalami kesulitan berkomunikasi dan memahami kebutuhan satu sama lain, tetapi Allah memberitahu kita dalam Quran bahwa Dia memahami pikiran dan pengalaman kita dengan cara yang tidak ada yang bisa mengerti. Koneksi ini, yaitu mengetahui bahwa ada seseorang yang selalu bersama Anda dan memahami Anda apa pun yang terjadi, dapat menjadi awal yang besar untuk keamanan emosional.
“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan Kami tahu apa yang bisikkan jiwanya kepadanya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (Quran, 50:16)
“… Ketika Aku mencintainya, Aku menjadi pendengar dengan mana dia mendengar, penglihatan dengan mana dia melihat, tangan dengan mana dia memukul, dan kaki dengan mana dia berjalan; dan jika dia meminta (sesuatu) dariku, Aku memberinya, dan jika dia meminta Perlindunganku (tempat perlindungan), Aku melindunginya.” [Al-Bukhari]
Hubungan yang Selalu Berlimpah
Sebagai manusia, kita dapat mengharapkan timbal balik yang konsisten dan seimbang dari orang lain pada yang terbaik, karena kebanyakan manusia tidak memiliki kapasitas untuk memberi lebih dari yang mereka terima dalam jangka waktu yang lama tanpa rasa tidak puas atau kelelahan. Allah memberitahu kita bahwa Dia tidak hanya akan bertemu kita sejauh kita berusaha, tetapi akan selalu melebihi usaha kita untuk menjadi lebih dekat kepada-Nya:
“Allah Yang Maha Kuasa berfirman: Aku adalah sebagaimana yang hamba-Ku pikirkan Aku (1). Aku bersama dengannya ketika dia menyebutkan Aku. Jika dia menyebutkan Aku dalam hatinya, Aku menyebutkan dia dalam hati-Ku; dan jika dia menyebutkan Aku di hadapan suatu majelis, Aku menyebutkan dia dalam majelis yang lebih baik darinya. Dan jika dia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sedepa, dan jika dia mendekat kepada-Ku sedepa, Aku mendekat kepadanya sefathom. Dan jika dia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku pergi kepadanya dengan cepat…” [Al-Bukhārī]
Cinta Ilahi
Allah memberitahu orang yang beriman dalam Quran bahwa Dia mencintai mereka dan bahwa tidak ada ikatan yang lebih besar daripada melayani-Nya. Bagi umat Islam, cinta, lampiran, dan hak istimewa seperti ini bisa terasa sangat memuaskan.
“Katakanlah, [Wahai Muhammad], ‘Jika kamu mencintai Allah, maka ikutilah aku, [sehingga] Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.'” (Quran, 3:31)
“….Maka barangsiapa kufur kepada yang palsu dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang pada tali yang kokoh yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Quran, 2:256)
Halaman : 1 2 Selanjutnya