Guru madrasah menerapkan kurikulum prototipe
Ini Madrasah – Guru madrasah implementasi kurikulum prototipe.
Guru madrasah harus mengubah mindset dan cara pandang saat pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
Hal tersebut disampaikkan Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah, Muhammad Zain, ketika memberikan Pembinaan pada pembekalan Guru dan Tendik untuk Kepala Madrasah jenjang RA, MI, MTs dan MA di Balikpapan, seperti dikutip inimadrasah.com Senin (31/1/2022).
Menurut Zain terkait kebijakan Kemendikbud yang lagi mengeluarkan gagasan kurikulum prototipe harus segera direspon dengan baik oleh guru madrasah. Karena, kurikulum ini lebih luwes dan mempertegas peran guru sebagai pendidik profesional.
“Guru wajib mempersiapkan diri untuk mendesain pembelajaran yang membebaskan dan juga sesuai dengan minat siswa. Guru juga wajib bertindak sebagai sahabat siswa,” papar M Zain melanjutkan.
Hal lain yang perlu ditekankan adalah urgensi peran guru dalam membentuk karakter dan sifat baik para siswa di tengah-tengah membludaknya berita dan informasi yang sulit difilter di media sosial. Di sisi lain, ada hal yang perlu mendapat perhatian yaitu anak-anak sekarang banyak menderita adiksi atau kecanduan smartphone.
Terkait hal itu, tidak kalah penting adalah peran orang tua dalam mengontrol anak-anaknya. Di samping guru, orang tua juga harus berperan aktif dalam pembangunan akhlakul karimah anak.
Sifat Kurikulum Prototipe
Kurikulum Prototipe sebagai kurikulum simplikasi atau yang disederhanakan sebagai opsi tambahan untuk diaplikasikan oleh satuan pendidikan pada tahun ajaran 2022/2023. Semua lembaga pendidikan dihadapkan pada dua pilihan yaitu penggunaan Kurikulum 2013 atau Kurikulum Prototipe. Tentu saja harapannya adalah bisa terlaksana pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa dan memberi space yang luas akan perkembangan karakter dan juga kompetensi dasar peserta didik.
Pemberlakuan Kurikulum Prototipe akan menciptakan pembelajaran yang cocok dengan kemampuan siswa. Kurikulum ini juga diharapkan dapat menyajikan space lebih lebar pada upaya pengembangan karakter dan juga kompetensi.
Tiga karakter utama Kurikulum
Ada tiga karakter utama Kurikulum Prototipe. ketiganya adalah sebagai berikut:
Pertama, pembelajaran berbasis proyek untuk pengembangan soft skill dan karakter (iman, takwa, akhlak mulia, gotong royong, kebinekaan global, kemandirian, nalar kritis, dan kreativitas).
Kedua, fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
Ketiga, fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa atau teach at the right level dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
Terkait langkah-langkah implementasi Kurikulum Prototipe di madrasah, ada enam tahapan yang harus diperhatikan, yaitu:
Pertama, sesuai konteks dan karakteristik madrasah.
Kedua, penerapan secara terbatas pada setiap tingkat RA, MI, MTs, dan MA di setiap provinsi.
Ketiga, disiapkan regulasi yang longgar sebagai penguatan KMA 184 Tahun 2019.
Keempat, pemberdayaan Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP) dan Pengawas untuk mengawal penjaminan mutu implementasi kurikulum Prototipe di madrasah.
Kelima, perlu penyesuaian kebijakan Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) secara terbatas pada pelaksana Kurikulum Prototipe terkait implementasi Simpatika dan perangkat administrasi lainnya.
Dan keenam, penguatan pelaksanaan supervisi pembelajaran sesuai KMA 634 Tahun 2021.
Ini Madrasah – Guru madrasah menerapkan kurikulum prototipe.
Posting Komentar untuk "Guru madrasah menerapkan kurikulum prototipe"